pada setiap rakaat kubangun keyakinan
bahwa setiap pilihan ada pertanyaan
sebuah pertanggungjawaban
ternyata menundukkan kepala
betapa damai, bukan lagi ketakutan
melainkan cinta dalam rakaat panjang
Bumidamai, Yogyakarta.
pada setiap rakaat kubangun keyakinan
bahwa setiap pilihan ada pertanyaan
sebuah pertanggungjawaban
ternyata menundukkan kepala
betapa damai, bukan lagi ketakutan
melainkan cinta dalam rakaat panjang
Bumidamai, Yogyakarta.
bersamamu segalanya terasa indah, sehingga dahaga
menjelma kerinduan yang berjarak dari jumpa
maka berjagalah segenap kepala
… … … berjagalah sepanjang lorong dada
sungguh menuju cahaya, menuju cahaya
pada bulan yang betapa mulia
tetapi roda siang dan malam melintas segera
meninggalkan siapa yang mengukir cinta
… … … di atas sajadah
… … … … … di trotoar dunia
ada saatnya terpana seusai membaca sabda
tetapi roda siang dan malam, ya, melintas
segera
lalu, adakah jejak yang masih bisa dibaca
atau semacam peta untuk membaca segala tanda
agar langkah demi langkah menuju senja
… … … dalam cahaya
Bumidamai,
Akhmad Muhaimin Azzet
betapa riang jiwa ini menyambut
kedatanganmu
berbulan-bulan merindu
di telaga maghfirah kubasuh noda
dalam siang dan malam ramadhan
di taman barakah kupanjatkan doa
dalam siang dan malam ramadhan
di lautan rahmat kurenangkan asa
dalam siang dan malam ramadhan
selamat datang duhai
bulan bertaburan kemuliaan
ramadhan, ya ramadhan
Bumidamai, Yogyakarta.
kerinduan yang bergulung itu kini tumpah
bersama butiran air mata, membasah
betapa lama jiwa ini tersaruk-saruk zaman
betapa ladang jiwa benar kerontang
kini, menggelar sajadah di taman cinta
menyatu rindu yang sesungguhnya
Bumidamai, Yogyakarta.